Percakapan Dini hari
Aku entah dari mana aku harus memulainya. Jemari ini kini tak lihai memilah kata. Aku akan memintalnya dengan sederhana atau mungkin tak serumit percakapan waktu itu. Baiklah aku akan menulis kembali. Siapkan susu coklat atau sekedar cemilan penenang tulisanku ini.
Aku membuat list pertanyaan mereka yang sering diajukan padaku.
1. Apa Cita-citamu?
yup, mungkin bukan hanya aku saja yang ditanyai seperti ini. Barangkali waktu itu aku lelah. Barangkali aku tersesat tanpa pertanda apapun. Barangkali aku terjebak pada pikiran primitifku. Aku hanya menjawab sekenanya. Jika aku sedang berbaik hati, aku akan mencoba berfikir. Tapi, tetap saja aku tak tau, atau mungkin tak mau tahu?
Tapi, aku kini masih berusaha mencari. Dan, mungkin jika cita-cita di ibaratkan seperti sungai. Mungkin aku kini masih berdiri di hulunya. Tapi harus kau ketahui, barangkali hilir bukanlah akhir dari segalanya.
Aku? Impian? sebenarnya aku hanya ingin menjadi orang bebas. Terkadang pada sebagian orang aku menjawab bahwa aku hanya ingin menjadi orang bebas. Dan, Alhamdulillah mereka memahamiku.
Kau tahu, kenapa aku ingin menjadi orang bebas? Bukan karna aku terperangkap di rumah, atau tak bebas melakukan apapun. Karna aku hanya berfikir banyak mereka yang melakukan cita-citanya tapi tak bahagia. Mereka terperangkap. Banyak yang melakukannya hanya terpaksa. Menjadi orang bebas bukan berarti tak punya pekerjaan.
Data pekerjaan impianku dari yang terlama-baru
pilot, penulis, chef, guru, pengusaha, dosen (bahkan rektor), psikolog, ilmuwan, pengamat ( entah macam2 lah), Menteri :p, pustakawan, turis :p. Sayangnya sampai kini belum ada kemauan untuk jadi "Dokter"
Tapi kini aku masih terus mencari apa minatku. kau tahu kadang yang dibutuhkan hanya kemauan. apa yang akan terjadi jika hanya skill yang dipunya?
2. Siapa yang kau benci / siapa yang kau suka?
ini, pertanyaan yang paling primitif menurutku. Aku adalah orang yang tak terlalu suka membicarakan hal privasi seperti, siapa orang yang kau sukai, siapa yang kau benci, sampai orang yang bertanya apa yang kulakukan pada pagi hari atau kemarin bahkan lusa. Entahlah, aku tak berharap pertanyaan itu tiba-tiba punah begitu saja. Tapi aku bukanlah orang yang terbuka pada semua orang. Bukan karna ketidakpercayaan, atau bukan karna aku lelah untuk percaya. Karna aku hanya bisa berbagi pada tuhan dan diriku sendiri. Bahkan pada Ama aku tak terlalu terbuka. entahlah, terkadang pada tuhanpun aku hanya bisa pesan singkat. Aduh, maafkan aku ya Allah.
Barangkali ini akan butuh waktu yang lama untuk berubah. Tapi aku akan tetap mencoba. walau satu jengkal (ya keles)
3. Kenapa kamu melakukan hal ini/itu?
Inilah pertanyaan dari jaman ketumbar, dan diistilahkam 'kepo' pada jaman modern. Tapi bagiku itu tidak terlalu menganggu jika tidak untuk hal-hal yang bersifat kekeluargaan atau privasi. Jika pertanyaan positif dan tidak menganggu hidupku. aku akan menjawabnya. jika mereka mendesak pertanyaan yang privasi/kekeluargaan. Aku hanya tersenyum atau bahkan tertawa. Tapi jika kelepasan. tak terbendunglah kata yang terucap.
4. Mau masuk Universitas mana? Jurusan Apa?
Kali ini aku akan jawab secara serius. ini listnya
1. Hubungan Internasional (UI)
2. Tekhnik Lingkungan (ITB)
3. Psikologi (UI)
4. Ilmu ekonomi (UI)
5. Dan masih banyak lagi :p doakan ya
5. Kenapa kamu Alay?
nah ini nih, yang hampir separo keluarga menanyakan kenapa saya mendadak alay. kenapa saya alay di media sosial? Entahlah. saya kadang tak berfikir secara kritis, saya masih belum matang, saya masih belajar. bukan belajar menjadi alay. Tapi kadang saya bingung oleh orang dewasa yang lebih alay daripada saya. apakah mereka menunggu menjadi kakeknenek dulu baru matang? Menurut saya pematangan bukan dari tampilan wajah, pematangan yang sebenarnya oleh cara berfikir. Wajah akan menua, pikiran akan mematang.
Sekian.